• RSS
Riyc's Blog

Monday 16 December 2013

Resensi Buku : Membangun Masyarakat Multikultural

Masyarakat Multikultural dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Judul buku : Membangun Masyarakat Multikultural
Pengarang : MH. Said Abdullah
Editor : William Syukur, dkk.
Penerbit : Taman Pustaka
Tahun terbit : Cetakan II, Juni 2011
Tebal buku : xii + 138 halaman, 14 x 20,5 cm
Harga : -
Peresensi : A. Riqqi Rohmatullah Rohman

Penulis buku ini MH. Said Abdullah lahir di Sumenep, Madura, tanggal 22 oktober 1962. Pada tahun 1983, beliau terpilih menjadi sekretaris DPC PDI kab. Sumenep yang merupakan tonggak awal perjalanan politiknya. Beliau sangat mengagumi sosok Ir.Soekarno. bahkan beliau memiliki foto khusus presiden RI pertama tersebut. Bukan hanya itu, beliaupun memiliki koleksi buku-buku Soekarno, bukan hanya dikoleksi beliau juga rajin membuka setiap lembar buku koleksinya.

Buku ini membahas tentang konflik-konflik yang terjadi karena perbedaan etnis, kultur, agama, aliran politik, dan kelompok-kelompok yang dianggap merupakan sumber konflik di negara ini. Dipaparkan pula bahwa sebenarnya agama yang dipandang juga sebagai salah satu sumber konflik ternyata bukanlah sumber terjadinya konflik itu, karena semua agama sama, dalam arti semua agama mengajarkan hal yang sama yaitu toleransi antar manusia, kemakmuran, kesejahtraan, dan kedamaian. Dan bagaimana kita mengatasi konflik yang terjadi di negara ini? Konflik yang tak henti-hentinya terjadi di masyarakat dan bangsa kita?

Diakui atau tidak, salah satu kekuatan utama bangsa Indonesia terletak pada kebhinnekaan masyarakatnya. Para pendiri secara sadar membangun Indonesia di atas dasar keserbaragaman itu. Sebab itu, mereka sepakat memilih moto bhinneka tunggal ika. Walaupun masyarakat yang membentuk bangsa ini berbeda-beda secara kultural, sosial, etnisitas maupun aliran politik tetapi kita satu. Bangsa Indonesia merupakan hasil dari suatu kesepakatan politik antar kultur yang beragam itu. Indonesia kemudian memiliki suatu identitas bersama yang disebut Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara yang berfungsi sebagai unsur perekat yang sekaligus menjiwai perbedaan-perbedaan tersebut.

Namun, sejarah membuktikan betapa kebersamaan sebagai suatu bangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini sudah berkali-kali tercabik-cabik karena kecendrungan untuk lebih mengedepankan perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita. Biasanya tabiat itu muncul ketika ada faktor pemicu. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi antar kelompok masyarakat yang berbeda entah dari segi etnis, agama, atau status soaial sering menyulut kecemburuan sosial dan melihat kelompok lain sebagai ancaman. Dalam kondisi seperti ini konflik mudah pecah. Namun, masih tetap perlu pengujian lebih teliti lagi, apakah konflik itu disebabkan oleh perbedaan-perbedaan itu ataukah ada faktor pemicu lainnya.

Terdapat empat bagian dalam buku ini. Bagian pertama yaitu sumbangan pemikiran para sahabat. Bagian ini memuat paparan seorang Pramono Anung tentang sosok penulis. Dan bagian kedua, yaitu konteks sosio-kultural pemikiran. Terdiri dari bab I dan bab II. Bagian ketiga, yaitu pergaulan bangsa yang terdiri dari bab II, IV, V dan VI. Sedangkan bagian keempat, yaitu rekomendasi, terdiri atas bab VII dan VIII.

Di buku ini, dipaparkan lengkap konflik-konflik antar masyarakat dari berbagai kelompok baik antar etnis, agama, kultur, maupun aliran politik. Baik dalam negeri maupun dalam negeri, dari sebelum kemerdekaan sampai setelah kemerdekaan. Dan baik yang ada kaitannya dengan politik maupun ekonomi ataupun juga kedua-duanya. Dan di buku ini, kita dapat belajar menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama manusia, dan memahami makna dan asal usul dari Pancasila yang di buat oleh para pendahulu penjuang negeri ini. Akan tetapi, topik yang dibicarakan setiap babnya, setiap sub babnya banyak yang di ulang-ulang yang mengakibatkan sebagian orang cepat jenuh membacanya.

Dan buku ini cocok sekali untuk para orang-orang yang kritis, politis dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Akan tetapi, buku ini tidak cocok untuk anak-anak usia di bawah jenjang pendidikan SMA/MA sederajat, karena bahasa yang digunakan dalam buku karya beliau ini banyak menggunakan bahasa terapan yang tidak biasa ada di dalam buku mata pelajaran atau buku bacaan di perpustakaan. Kalaupun ada kemungkinannya kecil.

Bagi orang-orang yang ingin mengetahui bagaimana asal usul dan mengatasi konflik yang terjadi di NKRI ini, bisa di baca dalam buku ini. Di dalam buku Membangun Masyarakat Mulikultural ini, dalam setiap babnya di pisahkan menjadi beberapa sub bab - sub bab, yang memudahkan kita untuk menmahami isi dalam buku ini. Dengan demikian, buku ini pilihan yang tepat sebagai sumber referensi pengetahuan agar kita dapat menanggulangi kejadian konflik-konflik yang akan terjadi dan lebih mengedepankan rasa menghargai dan menghormati, terutama antar umat beragama.