BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan
Barat adalah sebuah kebudayaan yang dipromosikan lewat globalisasi. Sebuah kebudayaan yang ternyata bersifat kontradiktif antara unsur kebudayaan yang
satu dengan yang lainnya. Kebudayaan Barat dikatakan kontradiktif, karena
beberapa hal di antaranya yaitu adanya usaha pengeliminiran antar unsur
kebudayaan. Kondisi ini dapat dilihat dari peperangan yang terjadi antara
keyakinan dengan sains, keyakinan dengan filsafat, keyakinan dengan seni,
keyakinan dengan ekonomi, politik dengan moralitas, moralitas dengan ekonomi,
dan lain-lain.
Dapat dilihat, suatu hal yang umum diketahui bahwa kondisi tersebut wajar terjadi. Dan bahkan kerap digeneralisir kepada seluruh kebudayaan yang ada di seluruh pelosok bumi. Sehingga muncul anggapan yang negatif, bahwa sangat sulit untuk menyatukan atau menghentikan peperangan tersebut.
Dapat dilihat, suatu hal yang umum diketahui bahwa kondisi tersebut wajar terjadi. Dan bahkan kerap digeneralisir kepada seluruh kebudayaan yang ada di seluruh pelosok bumi. Sehingga muncul anggapan yang negatif, bahwa sangat sulit untuk menyatukan atau menghentikan peperangan tersebut.
Inilah
penyebab yang mungkin membuat Barat membuat sebuah mekanisme pelumpuhan
kemampuan mendominasi atau menyerang kepada unsur kebudayaan lain. Lewat
pencitraan bahwa di balik segala sesuatu ada kekuasaan, relativitas kebenaran,
teologi global, pluralisme agama, anarkis metodologis, Hak Asasi Manusia, dan
masih banyak lainnya. Dan usaha tersebut sudah menampakkan pengaruhnya dalam
kehidupan seluruh manusia yang terjangkau oleh globalisasi.
Kebudayaan
barat dibangun dengan semangat Yunani dengan Filsafat sebagai “teologi”,
demokrasi sebagai sistem politik, protestan sebagai keyakinan tanpa ibadah
(deisme), sekulerisme sebagai alat potong dan pelumpuhan intervensi dari pihak
manapun. Kebudayaan Barat lahir bukan dari prinsip yang utuh dan meliputi, akan
tetapi bersifat parsial dan tidak dapat dihubungkan atau bertentangan, maka
dari hal tersebut akan terjadi isolasi maupun perperangan.
Mengisolasi
atau isolasi unsur kebudayaan yang satu dengan yang lain, sebenarnya merupakan
konsekuensi dari eklektis-kontradiktifnya kebudayaan Barat, karena unsur-unsur
kebudayaannya tidak berhubungan bahkan bertentangan satu sama lain. Usaha untuk
mengisolasi ini adalah sebuah hal yang sudah kita ketahui, lewat
ungkapan-ungkapan, seperti seni untuk seni (seni murni), sains untuk sains,
politik untuk politik, ekonomi untuk ekonomi, dan hukum untuk hukum.
Adanya
ideologisasi pada kebudayaan Barat, dapat dilihat dari penggunaan akhiran
“-isme”. Misalnya, materialisme, idealisme, relativisme, empirisme,
rasionalisme, positivisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, liberalisme,
feminisme, hedonisme, dan masih banyak yang lainnya. Salah satu contoh yaitu
Liberalisme, Liberalisme adalah sebuah ideologi yang liberal mulai dari sisi
ontologis hingga etis. Masing-masing ideologi sudah mengatur pandangan mulai
dari tataran ontologis hingga etis.
Dapat
dikatakan bahwa Barat sebagai sebuah kebudayaan adalah sebuah budaya yang sakit
dan kini sedang mempopulerkan dirinya lewat globalisasi, sehingga manusia dalam
kebudayaan lain menjadi ikut sakit. Kebudayaan lain, sebenarnya adalah
kebudayaan yang lebih baik daripada kebudayaan Barat. Kebudayaan lain itu memiliki
sebuah kesatuan hubungan antar unsur kebudayaannya. Tidak ada isolasi,
ideologisasi, dan pengeliminiran dalam kebudayaan mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah nilai-nilai yang mendasari
semua nilai di barat?
2. Bagaimanakah pengaruh dan dampak dari
budaya barat?
C. Tujuan
1. Mengetahui nilai yang mendasari
semua nilai di barat.
2. Mengetahui
pengaruh dan dampak positif maupun negatif akibat masuknya kebudayaan barat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan Barat
Kebudayaan
Barat tak bisa langsung diartikan kebudayaan yang datang dari barat.
Kebudayaan barat yang di tulis sebagai western culture. Western culture diakui
oleh negara belahan dunia manapun sebagai budaya yang berada di Eropa barat
bukan Amerika, bukan Australia, dan bukan Negara Eropa Timur atau Selatan.
Namun seiring perkembangan, terjadilah pembatas yang membatasi budaya barat dan
timur. Mungkin karena perbedaan ras, Agama, persamaan kebudayaan di beberapa
belahan negara, sehingga muncul istilah tersebut. Jadi, jika kita langsung
melogika, budaya barat bukanlah sebuah istilah sebuah arah mata angin yaitu
budaya pada bagian barat kita melainkan sebuah istilah yang berawal dari
kawasan eropa barat.
Konsep
budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam
definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta
prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain.
Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah
dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan
negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi
orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan
Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah
juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.
Kebudayaan barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan
kesadarannya dengan cara mamahami ilmu pengetahuan dan filsafat.
B. Macam-macam Kebudayaan Barat
Macam-macam kebudayaan yang dimiliki
oleh budaya barat cenderung merupakan sisi kebalikan dari nilai-nilai budaya
timur. Budaya barat lebih menekankan dunia objektif dibandingkan perasaan
sehingga hasil pola pemikirannya membuahkan sains dak teknologi. Barat hanya
meyakini yang masuk akal saja, sehingga ritual keagamaan dipandang sebagai
sesuatu yang tidak masuk akal (irrasional). Kehidupan barat lebih terpikat pada
kemajuan material dan hidup. Barat hidup dalam dunia teknis dan ilmiah sehingga
mereka menganggap pikiran-pikiran hidup yang meminta kepekaan hati sebagai
sesuatu yang tidak bermutu. Nilai-nilai seperti itu sebagian besar memang
tampak pada macam-macam kebudayaan barat. Menurut To Thi Anh, ada 3 nilai
penting yang mendasari semua nilai di barat, yaitu martabat manusia, kebebasan,
dan teknologi.
1.
Nilai Budaya Barat dan Martabat Manusia
Barat menganggap bahwa manusia
adalah ukuran untuk segalanya. Dalam arti, manusia mempunyai kemampuan untuk
menyempurnakan hidupnya sendiri berdasarkan akal, intelektual, dan pengalaman.
Di barat, kepuasan diperoleh dari usaha-usaha atau perhatian kepada benda,
kenikmatan, dan keselarasan di dunia. Usaha-usaha itu dengan sendirinya dapat
menimbulkan kondisi kehidupan yang penuh dengan persaingan dan terkadang
menimbulkan kekacauan.
2. Nilai Budaya Barat dan Kebebasan
Semua orang timur menganggap bahwa
barat adalah negara kebebasan. Segala sesuatunya serba mungkin terjadi.
Spontanitas lebih dihargai dan individu bebas dari tekanan dan campur tangan
orang lain. Akhirnya, kebebasan itu diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan
sosial, politik, macam-macam kebudayaan, dan ekonomi. Namun, kebebasan ini
ternyata menyebabkan orang menjadi tidak bebas lagi. Sebagai akibat dari
kebebasan itu pula lah, nilai-nilai umum dan nilai-nilai bersama semakin pudar.
Tidak ada lagi rasa kebersamaan dan gotong royong. Nilai yang tumbuh subur
adalah nilai-nilai kepentingan diri sendiri, kepentingan kelompok kecil, atau
kelas masyarakat tertentu.
3. Nilai Budaya Barat dan Teknologi
Harus diakui bahwa teknologi negara
barat membuat kagum dan iri bangsa timur. Tidak sedikit negara timur yang
menjadi korban "penjajahan" teknologi barat karena rasa kagum ini.
Hasil teknologi barat melebihi kebutuhan manusia bahkan mengganggu kepentingan
manusia karna terlalu cepat sampai ke depan. Teknologi yang mereka ciptakan
adalah salah satu macam-macam teknologi yang ada di dunia barat. Di barat,
tidak sedikit manusia yang dikuasai perubahan teknologi. Perubahan itu
menyebabkan mereka kehilangan arah, hilang kepercayaan terhadap diri sendiri, kehilangan
nilai-nilai hidup dan keimanan. Akhirnya timbul kecemasan, tidak acuh tak acuh,
dan terganggu kesehatan fisik dan jiwanya. Macam-macam kebudayaan yang bersifat
tradisional pun perlahan-lahan mulai terkikis.
C. Ciri-ciri Kebudayaan Barat
Kebudayaan
Barat yang
ditulis sebagai western culture adalah himpunan sastra, sains,
politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari
peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut
umumnya telah dikumpulkan dalam konon barat. Istilah ini juga telah dihubungkan
dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau
kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika
dan Australia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa
Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.
Ada 3 ciri dominan dalam Kebudaya Barat:
·
Pertama adalah “penghargaan terhadap
martabat manusia”. Hal ini bisa dilihat pada nilai-nilai seperti:
demokrasi, institusi sosial, dan kesejahteraan ekonomi.
·
Kedua adalah “kebebasan”.
Di Barat anak-anak berbicara terbuka di depan orang dewasa, orang-orang
berpakaian menurut selera masing-masing, mengemukakan pendapat secara bebas,
dan tidak membedakan status sosial dan sebagainya.
·
Ketiga adalah “penciptaan dan
pemanfaatan teknologi” seperti pesawat jet, satelit, televisi, telepon,
listrik, komputer dan sebagainya. Orang Barat menekankan logika dan ilmu serta
cenderung aktif dan analitis.
D. Pengaruh Kebudayaan Barat di Indonesia
Kebudayaan
barat sudah mendominasi dalam segala aspek. Semua hal hampir mengacu kepada
budaya barat. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia mengacu pada
budaya barat. Ada pun yang beranggapan bahwa budaya barat adalah petaka bagi
kebudayaan timur karena Negara barat mempublikasikan budaya mereka secara umum
ke Negara lain khususnya Negara kita.
Pengaruh –
pengaruh kebudayaan barat antara lain :
1. Terhadap Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakikatnya
diharapkan dapat membawa dampak positif bagi terciptanya masyarakat moderen
yang menghargai kebudayaan tradisionalnya. Namun dengan perkembangan
terknologi, terutama masuknya kebudayaan asing (barat) tanpa disadari telah menghancurkan
kebudayaan lokal. Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh masyarakat
dan diterima secara mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami
degradasi yang sangat luar biasa.
Kemajuan pemikiran mereka bila dipandang dari segi
teknologi, memang sangat membantu kita kepada kemudahan-kemudahan hidup. Tetapi
dengan kemudahan-kemudahan itu barat juga memasuki unsur merusak budaya-budaya
suatu negeri dengan kebudayaan mereka. Ada beberapa pengaruh kebudayaan barat
yang bisa kita lihat terhadap ilmu pengetahuan secara global, yakni :
a.
Dari Segi Ekonomi dan Politik
Pada akhir-akhir abad XIII penemuan-penemuan teknik
industri, dan berhasilnya pelayaran Colombus dan Vasco Da Gama, memberikan
bangsa eropa kekuasaan setrategis di laut samudra. Dari sini, dimulailah usaha
menghancurkan tata nilai dan norma-norma budaya Islam ataupun dunia.
Dengan ekspansi industri secara massal membuat bangsa-bangsa
timur menjadi tercengang, menuntut perubahan cara berfikir dan mental generasi
dunia dari masa ke masa dan akhirnya tanpa disadari kecendrungan meniru dan
mempelajari metode-metode perekonomian dan ilmu pengetahuan barat yang nota
bene bertentangan dengan syari’at islam sangat kuat.
Sistem ekonomi sosialis dan kapitalis tidak dapat ditolak
oleh dunia timur, sehingga upaya menghilangkan sistem ekonomi islam hampir
berhasil dengan sempurna, penghormatan terhadap hukum riba misalnya, telah
dianggap menghambat laju perekonomian. Dan sentuhan ekonomi kolonialisme dan
kapitalisme lambat laun mengacaukan etika kehidupan.
Dari kenyataan di atas, kita tidak dapat menafikan, bahwa
mayoritas negeri timur telah terperangkap dalam penjajahan ekonomi dan budaya,
begitu pula dengan negeri ini.
b. Dari Segi Sosial dan Budaya
Kita tidak dapat berpaling dari
kenyataan penjajahan budaya barat. Bahwa bangsa ini selalu demam dengan
trend-trend barat yang asusila. Satu contoh saja kita ambil. Ketika orang-orang
barat menyelenggarakan kontes ratu sejagat misalnya, maka dengan antusias
Negeri timur mendelegasikan wanita-wanita terhormatnya untuk ditelanjangi, Cuma
karena takut dikatakan terbelakang dan tidak modern. Belum lagi desain-desain
busana wanita yang sangat tidak menghargai keindahan tubuh wanita, kemolekan
tubuh wanita yang seharusnya ditutupi, dieksploitasi ke setiap sudut mata
memandang. Ini salah satu bentuk penjajahan budaya bukan? Sungguh ironis
memang.
Dan yang lebih ironis lagi, munculnya
pemilihan Miss Universe sebagai ajang internasional pada tahun 1952, motif
utamanya adalah bisnis. Perusahaan Pasific Mills menyelenggarakan acara itu
untuk mempromosikan pakaian Catalina. Pada tahun 1996, Donald Trump membeli hak
kepemilikan kontes ini yang kemudian ditayangkan CBS dan pada tahun 2003
beralih ke NBC, yang tentunya sangat kental dengan kepentingan bisnis. Demikian
pula di Indonesia, kontes ratu-ratuan ini yang dimobilisasi oleh perusahan
kosmetik Mustika Ratu dan Marta Tilaar, hanyalah untuk mempromosikan produknya,
sehingga wanita Indonesia akan tergila-gila kosmetik. (Buletin Sidogiri. hal 13
edisi 20 Rajab 1428 H).
Apapun alasan yang dijadikan
justifikasi dalam ajang tersebut hanyalah sebuah usaha menelanjangi norma-norma
negeri timur dan usaha melegitiminasi penjajahan terhadap budaya islam. Karena
mendongkrak citra bangsa, kebebasan hak asasi, kecerdasan suatu bangsa dan
sopan santun ataupun peradaban yang modern tidak bisa dipresentasikan dengan
seorang gadis atau wanita yang tidak punya rasa malu untuk telanjang di hadapan
dunia. Ini adalah bukti kebodohan yang tidak pernah mengerti tentang tata nilai
dan kehormatan sebuah bangsa.
2. Terhadap Kebudayaan Tradisional
Melihat fenomena Indonesia bahwa
tentang modernisasi, dan pengaruh Negara maju. Banyak efek atas keberlangsungan
pembangunan Indonesia. Secara system memang Indonesia sudah lebih maju, namun
dari kemajuan itu baik dari pendidikan,social, dan tekhnologi. Para pelakunya
tidak pernah memperhatikan efek dari kemajuan itu, utamanya bagi masyarakat
yang belum siap mengikutinya dan juga para generasi muda.
Jelas SDA dan SDM akan semakin lemah
dan berkurang karena didalam pembagunan itu sendiri konteks Indonesia tidak
memperhatikan etika pembangunan. Bahkan adanya tuntutan kemajuan semakin lama
semakin tidak bisa mengelola dan mengaturnya.
Padahal budaya tradisional jika
masyarakat berfikir dengan akal sehatnya bahwa budaya tradisional apabila
dikembangkan maka mampu menarik budaya disekitarnya untuk mengikutinya. Dengan
rasioalisasinya menjaga dan terus melestarikan budaya itu. Namun tidak sepenuhnya
dengan mempertahankan budaya yang ada akan mampu menciptakan perubahan. Karena
kita tahu ada kemungkinan terciptanya sebuah perubahan. Tapi setidaknya kita
dapat mempertahankan budaya kita.
E. Dampak Kebudayaan Barat
1. Dampak Positif Kebudayaan Barat
a. Pola pikir sikap masyarakat yang
berubah seiringnya dengan globalisasi dan modernisasi yang berkembang di Barat.
Mengubah masyarakat menjadi berpikir rasional yang sebelumnya berpikir
irasional.
b. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dari Barat yang memberikan kemudahan bagi masyarakat sekaligus
memotivasi masyarakat untuk maju dalam segala hal di kehidupan bermasyarakat.
c. Perkembangan industri barat dalam
memproduksi berbagai alat transportasi dan komunikasi yang canggih yang
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengurangi pengangguran.
2. Dampak Negatif Kebudayaan Barat
a. Banyaknya produk impor yang
menjadikan produk dalam negeri terpinggirkan.
b. Adanya kesenjangan sosial di
masyarakat. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat masyarakat
menjadi individu atau sudah tidak lagi butuh pertolongan antar masyarakat. Hal
ini memacu adanya individualisme.
c. Berkembangnya gaya hidup ke barat –
baratan, menjadikan hidup bebas. Hal ini yang menyebabkan sudah hilangnya moral
atau perilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Dan malah menjadikan
masyarakat menganut gaya hidup hedinis.
BAB III
KESIMPULAN
Kebudayaan
barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara mamahami
ilmu pengetahuan dan filsafat. Kebudayaan barat mempunyai pengaruh besar
terhadap perubahan dunia, di antaranya di karenakan perkembangan teknologi yang
melebih batas kemampuan manusia, semua pekerjaan di kerjakan dengan teknologi
yang membuat setiap individu kekurangan rasa sosialnya dan menjadikan individu
tersebut sebagai makhluk individualisme, yang lebih mementingkan urusan dan
usahanya sendiri dari pada orang lain.
Dari
sini telah terlihat banyak perbedaan antara budaya timur dan budaya barat yang
mana budaya timur lebih dominan rasa sosialnya daripada budaya barat. Rasa
gotong royong tanpa membedakan ras. Dan pengaruh lainnya di antaranya yaitu,
dengan masuknya budaya barat ke budaya timur menjadikan banyak nilai-nilai
budaya timur dan rasa cinta budaya sendiri terkikis perlahan oleh budaya barat
yg semakin meluas.
Menjaga
budaya sendiri adalah suatu kebanggaan yang tak ternilai harganya bagi setiap
individu yang menyadarinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://isdstai.blogspot.com/2009/03/pengaruh-budaya-barat.html
http://saranghanda-yeongwonhi.blogspot.com/2013/05/ibd-kebudayaan-barat.html
http://www.anneahira.com/macam-macam-kebudayaan.htm