BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita sekarang ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemempuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemempuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Mengajar bukan sekedar menyampaikan materi kepada peserta didik. Mengajar merupakan suatu proses mengubah perilaku siswa baik secara intelektual, sikap maupun keterampilan yang dimiliki kearah yang diharapkan. Untuk itu seorang guru harus memiliki kemampuan khusus dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Itulah sebabnya guru dapat dikatakan sebagi pekerjaan professional.
Salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran di sekolah adalah memilih atau menetapkan strategi pembelajaran yang resmi dengan kondisi yang diprediksi dapat mempengaruhi hasil belajaran yang akan dicapai oleh siswa. Agar hal ini tercapai guru harus memiliki kemauan dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan atau menetapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pengajaran. Dengan adanya srtategi pembelajaran diharapkan peserta didik kita akan menjadi lebih baik dan dapat dengan mudah menerima pembelajarannya, serta dapat langsung di implikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Bagaimana jenis-jenis atau model-model strategi pembelajaran?
3. Bagaimana prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran?
4. Bagaimanakah konsep pembelajaran berorientasi aktifitas siswa?
5. Bagaimanakan peran guru dalam implementasi pembelajaran berorientasi pada siswa?
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi mula-mula dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang(operasi) peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi kedalam posisi perang yang dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan. Kata strategi berasal dari kata Strategos (Yunani) atauStrategus. Strategos berarti jenderal atau berarti pula perwira Negara (state officer). Jenderal inilah yang bertanggungjawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk mencapai kemenangan.(Drs.H. Abu Ahmadi-Drs, Joko Tri Prasetya,1997:121).
Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain, termasuk bidang ilmu pendidikan, dalam kaitannya dengan belajar mengajar, pemakain istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sitem lingkungan yang memungkinkan tejadinya proses mengajar.
Pengertian Strategi pembelajaran cukup beragam walaupun pada dasarnya sama. Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Secara spesifik Sherly (1987) merumuskan pengertian strategi sebagai keputusan-keputusan bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegitan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasi belajar pada siswa.
Dari pengertian diatas, ada dua hal yang perlu dicermati.Pertama, setrategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemamnfaatan sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya arah tujuan dari penyusunan langkah-langkah strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah roh dari implementasi strategi.
2. Model – Model Strategi Pembelajaran
Dalam menggunakan model mengajar sudah barang tentu guru yang tidak mengenal metode mengajar jangan diharap bisa melaksanakan proses beljar-mengajar dengan sebaik-baiknya. Untuk mendorong keberhasilan dalam proses beljar-mengajar dibawah ini ada beberapa strategi pembelajaran sebagai metode untuk proses belajar-mengajar.
1. Metode Ceramah.
Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, dan audio visual lainnya. Peranan siswa dalam metode ini adalah mendengarkan dengan teliti dan mencata pokok penting yg dikemukakan oleh guru.
Agar ceramah itu menjadi metode yang baik pelu diperhatikan hal berikut:
a) Metode ceramah digunakan jika jumlah khalayak cukup banyak
b) Metode ceramah digunakan jika akan memperkenalkan materi pelajaran baru
c) Metode ceramah digunakan khalayaknya telah mampu menerima informasi melalui kata-kata
d) Diselingi oleh penjelasan melalui gambar dan alat-alat visual lainnya.
e) Guru harus berlatih dahulu
2. Metode Tanya – Jawab (Respons)
Metode Tanya jawab adalah suatu metode didalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang bahan materi yang ingin diperolehnya, metode Tanya jawab dilakukan agar:
a) Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan
b) Sebagai selingan dalam pembicaraan
c) Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang diberikan
d) Untuk mengarahkan proses berfikir
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Adapun manfaatnya antara lain:
a) Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir
b) Peserta didik mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas
c) Peserta didika belajar toleran terhadap teman-temannya
d) Menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik. dll
4. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Metode ini sering juga disebut metode pekerjaan rumah yaitu metode dimana murid diberi tugas diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaanya metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya dirumah tetapi dapat diperpustakaan, dilaboratorium, dan sebagainya untuk di pertanggung jawabkan, metode ini dilakukan:
a) Guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima anak lebih meyakinkan
b) Untuk mengaktifkan peserta didik mempelajari sendiri suatu maslah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, dan mencoba sendiri
c) Agar peserta didik lebih rajin
5. Metode Demontrasi dan Eksprimen
Metode demontrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya proses cara mengambil wuduk,proses jalannya sholat dua rakaat dan sebagainya
Metode eksprimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid brsama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui, misalnya murid mengerjakan sholat jumaat,merawat jenazah dan sebagainya. Metode ini dilakukan:
a) Peserta didik menunjukkan ketrampilan tertentu
b) Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasadapat lebih terbatas
c) Untuk membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab akan menarik.
6. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan pengajaran ialah kelompok dari kumpulan beberapa individu yang bersifat paedagogis yang didalamnya terdapat adanya hubungan timbale balik antar individu serta sikap saling percaya.
7. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan
Metode sosiodrama adalah metode mengajar dengan mendemontrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan social, sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para murid diikut sertakan dalam permainan peranan didalam mendemontrasikan masalah-masalah social.
8. Metode Karyawisata
Metode karya wisata sering diberi pengertian sebagai suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara bertamasya diluar kelas. Dalam perjalanan tamasya ada hal-hal tertentu yang telah direncakan oleh guru untuk didemonstrasikan pada anak didik, di samping hal-hal yang secara kebetulan ditemukan dalam tamasya tersebut.
9. Metode Mengajar Beregu
Adalah salah satu cara menyajikan bahan pelajaran yang dilakukan bersama oleh dua orang atau lebih kepada kelompok pelajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dan dalam waktu yang sama pula.
Apabila pertentangan informasi keterangan itu muncul pada waktu pengajaran berlangsung, maka anggota tim berusaha untuk menyatukan pendapat, tetapi bagi kelompok pelajar yang diperkirakan sudah dewasa dan sudah dapat memilih mana yang benar dan mana yang salah.
10. Metode Proyek(unit)
Adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran di organisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah, adapun factor-faktor yang harus diperhatikan
a) Sesuai dengan minat,kebutuhan dan pengalaman pelajar
b) Setaraf dengan dengan kematangan
c) Merangsang serta memberikan kesempatan kepada para pelajar untuk menggunakan pikirannya untuk berkreasi dan sudah terencana.
3. Prinsio-Prinsip Strtegi Pembelajaran
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah tidak semua strategi cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagi berikut:
- Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa, apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan di ajarkan, hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
- Pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan harus bersifat praktis, hal ini dapat menarik minat sekaligus memotivasi belajar.
- Mengajar harus mempehatikan individual siswa.
- Kesiapan (readinees) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan mengajar.
- Tujuan pengajaran harus diketahui siswa
- Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.(Dr. Hamzah B, Uno,M.Pd, 2008:7)
4. Konsep Pembelajaran Beraktivitas Siswa.
Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktiivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognotif, afektif, dan psikomotor secara berkembang, aktivitas ini dapat berupa aktivitas fisik,mental maupun keduanya dan pembelajaran berorientasi aktivitas siswa ini merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar, dimana anak terutama mengalami intelektual emosional disamping keterlibatatan fisik didalam proses belajar mengajar.(Drs.H. Abu Ahmadi-Drs, Joko Tri Prasetya,1997:120).
Keterlibatan atau keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar beraneka ragam, seperti mendengarkan ceramah,mendiskusikan,membuat suatu alat, membuat laporan pelaksanaan-pelaksanaan tugas dan sebagainya. Keaktifan siswa yang berbeda-beda ini dapatlah dikelompokkan atas aktivitas yang bersifat fisik dan aktivitas yang bersifat non fisik, seperti mental, intelektual dan emosional.(Drs.H. Abu Ahmadi-Drs, Joko Tri Prasetya,1997:121).
Dari konsep diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan dari pembelajaran berorientasi siswa adalah untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memmperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Jika dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional maka pembelajaran aktivitas siswa adalah pendekatan yang paling sesuai untuk dikembangkan.
5. Peran Guru Dalam Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Pembelajaran berorientasi aktifitas siswa dilihat dari segi guru merupakan suatu strtegi yang dipilih guru agar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung secra optimal, Dalam implementasi pembelajaran berorientasi aktifitas siswa, guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi siswa agar belajar. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran berorientasi aktifitas siswa menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajaranya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukun guru, diantaranya adalah :
a) Adanya usaha untuk membina dan mendorong subjek didik dalam menigkatkan kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif
b) Adanya kemampuan guru untuk melakukan peran sebagai innovator maupun motivator terhadap hal-hal baru dibidang masing-masing dalam proses belajar mengajar
c) Adanya sikap tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar
d) Adnaya pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara,irama maupun tingkat kemampuan masing-masing.
e) Adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai macam strategi belajar mengajar dan menggunakan multimedia maupun multimetode dalam proses belajar mengajar.(Drs.H.Abu Ahmadi-Drs. Joko Tri Prasetya:1997:130)
BAB III KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan-penjelsan diatas dapat di simpulkan
1. Strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
2. Jenis-jenis atau model strategi pembejaran yaitu:metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas belajar(resitasi), metode demonstrasi dan eksprimen, metode kerja kelompok, metode sosiodrama dan bermain peranan, metode karyawissata, metode mengajar beregu dan metode proyek(unit).
3. Prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagi berikut:
a) Mengajar harus bedsarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa, apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan di ajarkan, hal ini sangat penting agar proses bvelajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
b) Pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan harus bersifat praktis, hal ini dapat menarik minat sekaligus memotivasi belajar.
c) Mengajar harus mempehatikan individual siswa.
d) Kesiapan (readinees) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan mengajar.
e) Tujuan pengajaran harus diketahui siswa
f) Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.
4. Dari konsep diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan dari pembelajaran berorientasi siswa adalah untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memmperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Jika dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional maka pembelajaran aktivitas siswa adalah pendekatan yang paling sesuai untuk dikembangkan.
5. Dalam implementasi pembelajaran berorientasi aktifitas siswa, guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi siswa agar belajar. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran berorientasi aktifitas siswa menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajaranya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Tri Prasetya, Joko, 1997, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, CV. Pustaka Setia.
Hamalik, Oemar, 2010, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta, PT.Bunmi Aksara
Hamalik, Oemar, 2010, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT.Bunmi Aksara
Sagala, Syaiful, 2008, Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung, CV. Alfabeta
Uno, Hamzah B, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta, PT Bumi Aksara
Zaini, Hisam, Munthe, Bernawy, dan Ayu Aryani, Sekar, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, Pustaka Insan Madani,