• RSS
Riyc's Blog

Monday, 8 February 2016

Fungsi Bimbingan dan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun dampak negatif dari globalisasi, terjadinya keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan, dan frustasi.Dengan demikian, kita harus sadar bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri maupun masalah yang datang dari luar. Namun, dengan niat yang kuat serta pemberian bantuan dari konselor dalam lingkup bimbingan konseling maka akan berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihadapi.

Pelayanan bimbingan dan konseling semakin populer dikenal oleh masyarakat, khususnya di sekolah. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari program bimbingan dan konseling di sekolah. Para siswa yang berbakat memerlukan bimbingan untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga akan menjadi pribadi yang unggul, secara akademis dan akhlak. Ada juga sebagian siswa yang membutuhkan konseling karena banyak menghadapi problema yang dapat mengganggu eksistensi dan proses dalam belajar.

Pelanggaran terhadap peraturan sekolah juga memerlukan konseling agar sikap pelanggaran terhadap peraturan dapat dikurangi, sehingga akan terbentuknya kedisiplinan siswa yang tinggi. Tawuran antar pelajar, pemakaian obat-obatan terlarang, video porno, seharusnya juga menjadi perhatian yang besar dari tenaga BK di sekolahan. Ada banyak sekali fungsi bimbingan dan konseling di sekolah, fungsi satu berkaitan erat dengan fungsi yang lainnya. Seseorang yang sudah bekerja pun membutuhkan fungsi BK untuk lebih mengembangkan segala potensinya dalam bekerja, dan pengembangan karirnya sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dengan melalui proses konseling, klien akan dapat menghadapi dan menyelesaikan segala macam masalah yang dapat menghancurkan karir/pekerjaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana fungsi dari bimbingan konseling di sekolah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian bimbingan dan konseling?
2. Untuk mengetahui fungsi dari bimbingan konseling di sekolah?



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).

Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.

Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli.
Jadi Bimbingan & Konseling merupakan“Proses interaksi antara konselor-konselor dengan klien atau konselee baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya”.

B. Fungsi dari bimbingan dan konseling di sekolah

Fungsi Bimbingan dan konseling secara teoritikal fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai fasilisator dan motivator klien dalam upaya mengatasi dan memecahkan problem dalam kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tujuan dari bimbingan dan konseling agar peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya, dan mampu merencanakan masa depannya. Dengan hubungan yang seperti ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar setiap peserta didik dapatberkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Fungsi-fungsi bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa fungsi antara lain:

1. Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa. Pemahaman ini mencakup:
  1. Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru dan guru pembimbing.
  2. Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalamnya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru pembimbing.
  3. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan, jabatan, pekerjaan, dan atau karir, dan informasi budaya/nilai-nilai), terutama oleh siswa.

Fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan berbagai permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan konseling. Berkenaan dengan kedua hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri, dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.

Pemahaman masalah oleh individu sendiri merupakan modal dasar bagi pemecahan masalah tersebut, apabila pemahaman masalah telah tercapai, agaknya pelayanan bimbingan dan konseling telah menjalankan fungsi pemahaman dengan baik. Pemahaman masalah siswa sama bergunanya dengan pemahaman tentang individu pada umumnya oleh orang tua dan guru sebagaimana telah dijelaskan di atas, yaitu untuk kepentingan berkenaan dengan perhatian dan pelayanan orang tua terhadap anak, dan pengajaran oleh guru terhadap siswa. Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan sekolah, dan juga perlu diberi kesempatan untuk memahami berbagai informasi yang berguna berkenaan dengan pendidikan yang sekarang dijalaninya dengan pendidikan jenjang selanjutnya dan yang berhubungan dengan pekerjaannya di kemudian hari.

2. Fungsi Preventif
Fungsi pencegahan adalah fungsi konseling yang menghasilkan kondisi bagi tercegahnya atau terhindarnya konseli atau kelompok konseli dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam kehidupan dalam proses perkembangannya. Upaya pencegahan yang dilakukan oleh konselor, yaitu:
  1. Mendorong perbaikan lingkungan yang akanberdampak negative terhadap individu yangbersangkutan.
  2. Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.
  3. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan serta kehidupannya.
  4. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang besar, dan melakukan sesuatuyang akan memberikan manfaat.
  5. Menggalang dukungan kelompk terhadap individu yang bersangkutan.

Secara operasional konselor perlu menampilkan kegiatan dalam rangka pelaksanaan fungsi pencegahan. Kegiatannya antara lain dapat berupa program-program nyata. Secara garis besar program-program tersebut dikembangkan, disusun dan diselenggarakan melalui tahap-tahap:

  1. Identifiksasi permasalahan yang mungkin timbul
  2. Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab timbulnya masalah-masalah
  3. Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan masalah tersebut
  4. Menyusun rencana program pencegahan
  5. Pelaksanaan dan monitoring
  6. Evaluasi dan laporan

Fungsi pencegahan dalam pelaksanaannya bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting. Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan” didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana, lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi Lingkungan merupakan hal yang penting, karena lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap individu.

Lingkungan yang mendukung harus dipelihara dan dikembangkan. Sedangkan lingkungan yang sekiranya dapat menimbulkan pengaruh yang negatif harus diubah, sehingga hal yang diperkirakan tidak dapat menjadi kenyataan. Ruang kelas yang gelap dan kotor, pekarangan sekolah yang sempit, sarana belajar yang kurang memadai, hubungan guru murid yang kurang serasi, semuanya akan menimbulkan kerugian-kerugian bagi siswa itu sendiri. Pencegahan di sini juga bisa berarti menahan atau menghindarkan dari bahaya yang akan timbul dari sesuatu yang bersifat negatif. Layanan bimbingan bisa berfungsi pencegahan, yang artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bentuk kegiatannya bisa berupa orientasi, bimbingan karir, inventarisasi data. Bentuk orientasi yang biasa dilakukan adalah untuk memberikan pencegahan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya diadakan orientasi tentang bahayanya narkoba, itu dimaksudkan dengan adanya pengetahuan tentang berbagai jenis narkoba serta bahayanya bagi tubuh kita apabila dikonsumsi, maka akan mencegah pemakaian narkoba di kalangan pelajar.

Dengan adanya pengarahan dari tenaga BK di sekolahan para siswa akan lebih terarah dalam setiap tindakan, sehingga akan mencegah dari kerusakan dan bentuk gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya fungsi pencegahan yang baik, maka perkembangan potensi akan menjadi lebih baik. Peningkatan kemampuan khusus individu diperlukan untuk memperkuat perkembangan dan kehidupannya. Ketrampilan pemecahan masalah, ketrampilan belajar dengan berbagai aspeknya, ketrampilan berkomunikasi dan hubungan sosial, pengaturan pemasukan pengeluaran uang merupakan beberapa contoh kemampuan yang perlu ditingkatkan pada individu.

3. Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan atau pemeliharaan, merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi yang lainnya. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan akan menghasilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah mantap dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini, hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik dan dimantapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan peserta didik dapat mencapai perkembangan kepribadiannya secara optimal.

Dalam fungsi ini konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan guru serta pengurus sekolah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerja sama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program. Dalam fungsi ini, sesuatu yang dipelihara bukanlah sekedar mempertahankan agar tetap utuh, tetapi diusahakan agar bertambah baik, lebih menyenangkan, dan memiliki nilai tambah dari pada yang terdahulu. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi. Tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brai storming), home room, dan karyawisata.

Contoh :
Konselor memberikan arahan kepada siswa-siswi kelas 6 yang akan meneruskan ke jenjang sekolah menengah pertama. Di dalam pemberian arahan tersebut konselor menjelaskan untuk memilih sekolah yang sesuai dengan keinginan, kemampuan, serta jumlah biaya yang harus ditanggung siswa un tuk ke sekolah yang diinginkan.

4. Fungsi Penyembuhan
Fungsi pengentasan adalah Istilah yang dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Tidak dipakainya istilah tersebut karena istilah itu berorientasi bahwa peserta didik adalah orang yang “sakit” serta untuk mengganti istilah “fungsi perbaikan” yang berkonotasi bahwa peserta didik yang dibimbing adalah orang “tidak baik atau rusak”.

Fungsi ini juga harus dilakukan sehingga permasalahan yang ada dapat dihilangkan dan tidak terulang lagi, memang tidak mudah menyembuhkan sesuatu yang telah terjadi apalagi telah mendarah daging itu perlu penyembuhan yang sangat lama. Dan ada juga penyembuhan yang sangat singkat karena permasalahannya bisa diatasi hanya beberapa hari seperti permasalahan.

Melalui fungsi pelayanan ini akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik, baik dalam sifatnya, jenisnya maupun bentuknya. Pelayanan dan pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan ini dapat bersifat konseling perorangan ataupun konseling kelompok.

Fungsi pengentasan berarti juga fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik. Jika fungsi pencegahan dan pemahaman sudah dilaksanakan, namun siswa yang bersangkutan masih mengalami masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi pengentasan dan layanan bimbingan dan konseling berusaha untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan disesuaikan dengan masalah yang dihadapi, baik dalam bentuk jenisnya, sifatnya maupun bentuknya. Pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan itu dapat bersifat perorangan atau kelompok, langsung berhadapan dengan siswa yang bersangkutan, melalui perantara orang lain misalnya orang tua, ataupun melalui pengubahan lingkungan.

• Langkah-Langkah Pengentasan Masalah
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan. Dengan demikian penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah itu. Untuk itu konselor perlu memilik ketersediaan berbagai bahan masalah yang beraneka ragam itu.

• Pengentasan Masalah Berdasarkan Teori Konseling
Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang kepribadian individu, perkembangan tingkah laku individu yang dianggap sebagai masalah, tujuan konseling serta proses dan teknik-teknik khusus konseling. Tujuan teori-teori konseling tersebut tidak lain adalah mengentaskan masalah yang diderita oleh klien dengan cara yang paling tepat, cermat dan cepat. Meskipun tujuan umumnya sama, namun dari segi teori prinsip-prinsip dan unsur-unsur teknik operasional rasional masing-masing teori konseling itu tidak sama, bahkan ada yang bertolak belakang.

Contoh :
Apabila ada salah satu siswa yang terkena masalah dengn guru kelasnya gara-gara sering tidak masuk kelas, jangar mengerjakan tugas, dll. Konselor menyelidiki masalah yang sedang dihadapi anak tersebut, baik dari keluarga, teman sepermainan, maupun lingkungannya. Apabila sudah menemukan sumber masalahnya konselor memanggil anak tersebut untuk menghadapnya secara individu dan membantu menyelesaikan masalah tersebut demi kebaikan anak tersebut.

Contoh:
Andi seorang siswa SD berkelahi dengan temannya, hanya gara-gara tidak memberikan jawaban PR Matematika dan Andi merebut buku dari temannya itu dan akan tetapi temannya itu tidak mau memberikan bukunya kepada andi. Lalu, mereka bertengkar lalu guru BK memanggilnya dan temannya itu menceritakan kejadiaannya dan seoran guru BK harus memberi bimbingan kepada Andi bahwa perbuatannya itu tidak baik dilakukan dan PR itu harus dikerjakan di Rumah. Penyembuhan yang diberikan guru BK adalah selalu memperhatikan andi agar tidak terjadi seperti permasalahan yang telah lalu apabila andi mengulanginya lagi maka akan diberikan tugas tambahan.

5. Fungsi Penyaluran,
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. Dalam fungsi penyaluran, siswa dibimbing agar mendapatkan kesempatan penyaluran kepribadian, bakar, minat, hobi yang dimiliki, sehingga dapat dikembangkan. Dalam fungsi ini, layanan yang dapat dibentuk misalnya menyusun program belajar, pengembangan bakat dan minat, serta perencanaan kariernya. Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya mengenali masing-masing peserta didik secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan ke arah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.

Contoh :
Ketika memilih jurusan bisa dilakukan tes IQPengembangan diri.

6. Fungsi Adaptasi
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi yang membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli. Dalam hal ini konselor menyesuaikan materi dan yang lainnya dengan kemampuan yang dimiliki oleh konseli, agar konseli dapat dengan mudah memahami dan mengerti saat proses konseling itu terjadi. Dalam menyampaikan materi, konselor pasti membutuhkan metode yang sesuai dengan konseli, oleh karena itu fungsi konseling sebagai fungsi adaptasi.

7. Fungsi Penyesuaian
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

8. Fungsi Perbaikan
Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berpikir yang sehat. Rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat menghantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi konseling sebagai fungsi perbaikan adalah untuk memperbaiki kesalahan konseli dimasa lalunya untuk menjadi yang lebih baik. Sebagai konselor, kita harus memberikan perlakuan yang sesuai dengan konseli, agar konseli merasa dapat terbantu dengan adanya proses konseling agar konseli dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

9. Fungsi Fasilitas
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertimbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.Konselor dalam hal berfungsi sebagai fasilitasi adalah mampu memberikan kemudahan agar konseli dapat memecahkan masalahnya dan mampu mencapai perkembangan yang optimal. Fungsi fasilitasi berarti memenuhi segala kebutuhan yang diinginkan oleh konseli agar dapat memecahkan masalah yang dialami oleh konseli.

10. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengetahuan, kegiatan dan program. Misalnya disekolah, bentuk dan ukuran meja/kursi murid disesuaikan dengan ukuran tubuh serta sikap tubuh yang diharapkan. Ventilasi, suhu, bentuk dan susunan ruang kelas diusahakan agar mereka berada diruang itu merasa nyaman, betah dapat melakukan kegiatan dengan tenang dan sepenuhnya kemampuan. Pengaturan, kegiatan dan program-program lain yang mengacu kepada fungsi bimbingan dan konselingtersebut dapat disusun dan kembangkan dalam jenis dan jumlah yang bervariasi dengan kemungkinan yang tidak terbatas.

Bimbingan dan konseling dapat berfungsi pemeliharaan dan pengembangan, artinya layanan yang diberikan dapat membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap, terpelihara dan terkembangankannya berbagai potensi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik dan dimantapkan. Dengan demikian diharapkan agar siswa dapat mencapai perkembangan kepribadian secara optimal.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dan konseling merupakanproses interaksi antara konselor-konselor dengan klien atau konselee baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.Fungsi Bimbingan dan konseling secara teoritikal fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai fasilisator dan motivator klien dalam upaya mengatasi dan memecahkan problem dalam kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tujuan dari bimbingan dan konseling agar peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya, dan mampu merencanakan masa depannya. Dengan hubungan yang seperti ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri


DAFTAR PUSTAKA
Hartono. 2014. Psikologi konseling. Jakarta : Kecana.
Hikmawati, fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta : PT Raja Grafindo persada.
Yusuf, syamsul. 2012. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.