• RSS
Riyc's Blog

Thursday, 17 April 2014

Keluarga Sebagai Lembaga Utama dan Pertama Bagi Seorang Anak

Sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya. Sosialisasi merupakan proses alamiah yang membimbing individu untuk mempelajari, memahami dan mempraktikkan nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat, sosialisasi memiliki urgensi yang begitu kuat terhadap keberlangsungan pendidikan bagi individu sebagai anggota masyarakat.

Proses sosialisasi adalah proses belajar. Yaitu suatu proses akomodasi di mana individu menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya lalu diikuti oleh upaya pewarisan cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya. Proses sosialisasi dapat terjadi dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Akan tetapi keluarga adalah lembaga utama dan lembaga pertama dalam proses sosialisasi bagi seorang anak.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

Dapat dirumuskan pengertian keluarga, yaitu sebagai berikut:
  1. Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
  2. Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan / atau adopsi. Hubungan antar anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab.
  3. Fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
1. Fungsi dan Peran Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologis orang tua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat.

b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam proses perkembangan pribadinya.

c. Fungsi Pendidikan
Keluarga mampu mendidik anaknya untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup, misalnya pendidikan untuk bekal di bidang pertanian, berburu, pendidikan moral atau agama dan pendidikan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Keluarga adalah tempat awal anak di didik dan belajar.

d. Fungsi Keagamaan
Dulu keluarga merupakan pusat pendidikan upacara ritual dan ibadah agama bagi para anggotanya di samping peranan yang dilakukan oleh institusi agama. Proses sekularisasi dalam masyarakat dan merosotnya pengaruh institusi agama menimbulkan kemunduran fungsi keagamaan keluarga.

e. Fungsi Perlidungan
Pada masyarakat tradisional keluarga berfungsi memberikan perlindungan, baik fisik maupun sosial, kepada para anggotanya.

f. Fungsi Ekonomi
Dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

2. Keluarga Sebagai Kelompok Primer
Sebagai kelompok primer, keluarga berpengaruh besar terhadap anggota-anggotanya, karena:
  1. Keluarga memberikan kesempatan yang unik kepada anggotanya untuk menyadari dan memperkuat nilai kepribadiannya.
  2. Keluarga mengatur dan menjadi perantara hubungan anggota-anggotanya dengan dunia luar. Dalam hubungan tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam corak keluarga, yaitu:
    • Keluarga terbuka, yaitu keluarga yang mendorong anggota-anggotanya untuk bergaul dengan masyarakat luas.
    • Keluarga tertutup, yaitu keluarga yang menutup diri terhadap hubungan dengan dunia luar.
    • Sosialisasi dalam Keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan pentingnya peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak, ialah:
  • Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya berinteraksi face to face secara tetap.
  • Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena merupakan buah cinta kasih hubungan suami isteri.
  • Oleh karena hubungan sosial di dalam keluarga itu bersifat relatif tetap.
Terdapat tiga tujuan sosialisasi di dalam keluarga, yakni sebagai berikut:
  1. Penguasaan diri, tuntutan penguasaan diri ini berkembang dari yang bersifat fisik kepada penguasaan diri secara emosional. Tuntutan sosial yang menuntut agar anak menguasai diri merupakan pelajaran yang berat bagi anak.
  2. Nilai-nilai, bersama-sama dengan proses berlatih penguasaan diri ini kepada anak diajarkan nilai-nilai. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai dasar dalam diri seseorang terbentuk pada usia enam tahun.
  3. Peran-peran sosial, mempelajari peran-peran sosial ini terjadi melalui interaksi sosial dalam keluarga. Setelah dalam diri anak berkembang kesadaran diri sendiri yang membedakan dirinya dengan orang lain, dia mulai mempelajari peranan-peranan sosial yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya.
4. Kelebihan dan Kekurangan Keluarga
1. Kelebihan keluarga adalah:
  • Keluarga adalah lembaga utama dan pertama bagi proses sosialisai seorang anak.
  • Dalam keluarga pertama kalinya seorang anak mengenal aturan tentang apa yang baik dan yang tidak baik.
  • Bertanggungjawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak
  • Pendidikan dalam Keluarga dapat memberikan pengaruh besar terhadap karakter anak, baik pendidikan moral, akhlak, maupun agama.
2. Sedangkan kekurangan keluarga adalah:
  • Peran keluarga sebagai pengontrol, pengawas, dan pendidik anak berkurang saat anak memasuki jenjang pendidikan sekolah.
  • Tidak dapat mengawasi sepenuhnya apa yang dilakukan anak dari orang tua kepada seorang anak karena waktu yang terbatasi oleh kegiatan anak