1. MAKNA PENELITIAN
a. Perlunya Penelitian
Ada empat sebab perlunya penelitian yang pertama yaitu karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas, dengan lingkungannya yang begitu luas, sehingga banyak hal yang tidak dipahami, dan menimbulkan keraguan dan pertanyaan bagi dirinya.
Yang kedua manusia memiliki dorongan untuk mengetahui (curiousity). Manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu seperti para ilmuan, peneliti dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.Kedua sebab tersebut saling berhubungan, dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh.
Ketiga, manusia dalam kehidupannya selalu dhadapkan kepada masalah, tanangan, ancaman, kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Masalah, tantangan dan kesulitan tersebut membutuhkan penjelasan, pemecahan, dan penyelesaian.Tidak semua masalah dan kesulitan dapat segera dipecahkan.Masalah-masalah yang sulit dan kompleks membutuhkan penelitian untuk pemecahan dan penyelesaiannya.
Keempat, manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya. Mereka selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Dan semua itu dicapai melalui penelitian, baik penelitian sederhana, dengan lingkup sempit, yang dirancang dan dilaksanakan sendiri dalam waktu relatif singkat, maupun penelitian komplek yang mencakup banyak aspek, berlingkup luas, melibatkan banyak orang, dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Pemenuhan Rasa ingin Tahu
Setiap orang termasuk anak kecil memiliki rasa ingin tahu (curiousity).anak selalu bertanya tentang hal-hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap, bahkan dirasakannya. Begitu pun juga dengan orang dewasa termasuk para pakar dan ahli peneliti.Para pakar, ahli, dan penelitimencari jawaban yang bersifat spesifik, komprehensif, dan rinci tentang berbagai hal yang menjadi teka-teki yang sering mengganggu pikirannya. Untuk memenuhi rasa ingin tahu atau menjawab pertanyaan yang muncul, seseorang mugkin bertanya kepada orang lain yang dianggap lebih tahu lebih berpengalaman dan lebih mengerti. Jawaban tau pemecahan tentang sesuatu hal bisa juga ditemukan dengan cara melakukan pengamatan pengamatan langsung. Kemudian seseorang juga dapat menemukan jawaban dengan cara membaca dan mempelajari dokumen. Dengan membaca seseorang lebih leluasa dalam mencari jawaban dalam pemecahan suatu masalah dibandingkan dengan bertanya langsug kepada orang lain.
Terakhir, seseorang memperoleh jawaban dalam pemecahan masalahnya menggunakan penelitian. Penelitian merupakan cara untuk mengetahui dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan atau masalah yang dihadapi secara sistematik dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam kegiatan penelitian cara-cara tersebut yaitu bertanya, mengamati, membaca buku, mencermati dokumen, melakukan percobaan, akan tetapi kegiatan-kegiatan tersebut telebih dahulu dirancang dan pelaksanaannya dilakukan secara sistematis mengikuti kaidah-kaidah ilmiah.
c. Pemecahan Masalah
Manusiadalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah,hambatan, tantangan, ancaman dan kesulitan yang harus diatasinya. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Manusia mampu memecahkan masalah yang dihadapinya, mampu mengembangkan hal-hal baru, karena memililki kemampuan, yaitu kemampuan intelektual, social, afektif, dan psikomotorik.
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara tradisional atau mengikuti suatu kebiasaan, seperti kebiasaan memotong padi dengan melakukan anai-anai, meskipun lama tetap dilakukan. Atau orang yang sakit ingatan supaya tidak pergi kemana-mana dan tidak mengganggu masyarakat sekitarnya maka dipasung.Kemudian pemecahan masalah secara dogmatis, baik dogma agama, hukum, dan lain-lain.Misalnya pencuri dipotong tangannya.Selanjutnya pemecahan secara intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati, misalnya seorang ibu kebingungan anaknya yang masih kecil terlambat pulang ke sekolah, bisikan hatinya mengatakan coba telepo neneknya dan memang benar anak tersebut pulang ikut neneknya. Ada juga pemecahan masalah secara emosional, seperti pintu tetkunci dibuka dengancara didobrak. Pemecahanmasalah secara spekulatif atau trial and error.Dan terakhir pemecahan masalah melalui penelitian.Dalam penelitian pemecahan dilakukan secara objektif, sistematis, menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah penumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.
d. Pengertian Penelitan
Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu prose pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tetentu.Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, eksperimental atau non eksperimental, interaktif atau non interaktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku. Metode penelitian adakalanya juga disebut “metodologi penelitian” (sebenarnya kurang tepat tetapi banyak digunakan), dalam makna yang lebih luas bisa berarti “desain” atau rancangan penelitian. Rancangan ini berisi rumusan tentng objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-tenik pengumpulan data, prosedur penguplan dan analisis data berkenaan dengan focus masalah tertentu.
Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. McMillan dan Schumacer mengutip pendapat Walberg (1986), ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu:
- Mengidentifikasi masalah penelitian
- Melakukan studi empiris
- Melakukan replikasi atau pengulangan
- Menyatukan (sintesis) dan merevisi
- Menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksana.
e. Penelitian Sebagai Pencarian Ilmiah yang Berpola
Tujuan akhir suatu ilmu adalah mengembangkan dan menguji teori.Suatu teori dapat dijelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena alamiah.Dari perilaku atau kegiatan-kegiatan terlepas yang dilakukan oleh siswa atau guru umpamanya, peneliti dapat memberikan penjelasan umum tentang hubungan diantara perilaku atau kegiatan pembelaharan umum tentang hubungan diantara perilaku atau kegiatan pembelajaran. Dari penjelasan umum tersebut terbentuk prinsip-prinsip dasar, dalil, konstruk, proposisi, yang kesemuanya akan membentuk teori.
Mengenai teori ini Fred N. Kerlingan (1986) mengemukakan bahwa “..a theory as set of interrelated construcs and prodict phenomena”. Dalam rumusan kerlinger tersebut ada tiga hal penting dalam suatu teori, yaitu:
- Suatu teori dibangun oleh seperangkat proposisi dan konstruk
- Teori menegaskan hubungan diantara sejumlah variable
- Teori menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena.
Banyak penelitian sosial yang tidak berorientasi pada teori. Penelitian-penelitian tersebut difokuskan pada menemukan hubungan-hubungan yang bersifat spesifik. Penelitian demikian tetap berharga tetapi penelitian yang memformulasikan dan menguji teori memilikinilai yang lebih tinggi, karena lebih bersifat umum dan menjelaskan.
f. Pencarian Ilmiah
Pencarian ilmiah (scientific inquiry) adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan dengan menggunakan metode-metode yang diorganisasikan secara sistematis, dalam mengumpulkan, menganalisis dan mengiterpretasikan data.Pengertian ilmiah berbeda dengan ilmu. Ilmu merupakan struktur atau batang tubuh pengetahuan yang telah tersusun, sedang ilmiah adalah cara mengembangkan pengetahuan.
Metode ilmiah merupakan sutu cara pengkajian yang berisi proses dengan langkah-langkah tertentu. McMillan dan Schumacher (2001) membaginya atas empat langkah, yaitu:
- Define a Problem
- State the hypothesis to be tested
- Collect and analyze data, and
- Interprete the result and draw conclusions about the problem
Hampir sama dengan McMillan dan Schumacher, John Dewey membagi langkah-langkah pencarian ilmiah yang disebutnya sebagai “reflectife thinking”, atas lima langkah, yaitu:
- Mengidentifikasi masalah
- Merumuskan dan membatasi maalah
- Menyusun hipotesis
- Mengumpulkan dan menganalisis data
- Menguji hipotesis dan menarik kesimpulan
Empat langkah pencarian ilmiah dari McMillan dan Schumacer, dan lima langkah berpikir reflektif dari John Dewey, seringkali dijadikan sebagai dasar dari langkah-langkah utama penelitian.
g. Pencarian Berpola
Pencarian berpola (disciplined inquiry), merupakan suatu prosedur pencarian dan pelaporan dengan menggunakan cara-cara dan sistematika tetentu, disertai penjelasan dan alas an yang kuat. Pencarian berpola bukan merupakan suatu pencarian yang bersifat sempit dan mekanistis, tetapi mengikuti prosedur formal yang telah standar. Prosedur pencarian ini pada tahap awalnya bersifat spekulatif, mencoba menggunakan ide-ide dan metode tersebut dalam suatu prosedur yang baku. Laporan dari pencarian berpola berisi perpaduan antara argumen yang didukung oleh data dengan proses nalar, yang disusun dan dipadatkan menghasilkan kesimpulan yang berbobot.
Pencarian berpola terutama dalam ilmu sosial termasuk pendidikan, bukan hanya menunjukkan pengkajian yang sistematik, tetapi juga pengkajian yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Tiap disiplin ilmu mempunyai cara pencarian sendiri yang sesuai dengan karakteristik disiplin ilmunya. Seperti Sain yang banyak menggunakan metode eksperimen, sedang antropologi menggunakan metode kualitatif.Pendidikan kebanyakan menggunakan metode deskriptif, tetapi untuk hal-hal tertentu bisa menggunakan metod eksperimen, tindakan, penelitian dan pengembangan, dan juga kualitatif.