• RSS
Riyc's Blog

Tuesday, 1 November 2016

Model Pembelajaran Terpadu Sequenced

A. Pengertian Model Sequenced

Berdasarkan asal kata “sequenced” adalah rangkaian, urutan, atau tingkatan. Sequenced adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan. Model Sequenced adalah model pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan konsep, walaupun mata pelajarannya berbeda (Forgarty, 1991). Hamalik (2008), menyatakan bahwa model sequenced adalah susunan atau urutan pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum dengan lebih mengacu pada ”kapan” dan ”di mana” pokok-pokok bahasan tersebut ditempatkan dan dilaksanakan. Model sequence adalah proses membelajarkan beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan (konsepnya), sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan secara terpisah. Hal itu dilakukan dengan cara mengatur ulang beberapa topik dan diurutkan agar dapat serupa satu sama lain. Guru dan partner mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya. Pada model ini kedua disiplin tetap murni. penekanan khusus tetap pada domain bidang studi, tetapi siswa mendapat keuntungan dari isi yang terkait.

John Adams pernah berkata “The textbook is not moral contract that teachers are obliged to teach – teachers are obliged to teach childrens”. Kurang lebih artinya ialah ”buku teks tersebut bukan kontrak moral yang guru berkewajiban untuk mengajar melainkan guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksudnya ialah dalam menyampaikan pelajaran, seorang guru tidak harus terurut seperti yang ada dibuku, tetapi guru dapat menyusun ulang sehingga murid akan lebih memahami karena bersinggungan dengan pelajaran yang lain diwaktu yang bersamaan. Namun sayangnya, guru lebih senang untuk mengikuti pola dan atau tata letak teks yang telah ada di buku, mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir tanpa mau menyusun ulang. Meskipun pada suatu kasus atau pelajaran tertentu, mengikuti alur pada buku akan lebih baik, namun pada kasus yang lain bisa jadi itu kurang baik, sehingga guru harus kreatif untuk menyusun ulang.

Dengan membuat urutan yang baru, mungkin akan menghasilkan susunan konsep yang lebih logis dibandingkan dengan susunan yang ada dibuku. Ketika susunan itu dipadukan dengan pelajaran yang lain, akan terparalelkan dan saling bersinggungan. Sehingga akan mempermudah siswa dalam belajar, dan akan bermanfaat bagi guru.

Beberapa topik diatur ulang serta diurutkan agar dapat serupa satu sama lain. Artinya, beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan, sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan dalam mata pelajaran terpisah. Misalnya, seorang guru Bahasa Indonesia membahas tentang novel berlatar belakang sejarah perjuangan yang menggambarkan suatu masa di jaman lampau, sementara guru Sejarah mengajarkan juga masa perjuangan yang sama di jaman lampau yang dibahas guru Bahasa Indonesia.

Dengan mengatur urutan topik, bab, dan unit, guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat oleh buku teks. Dengan cara ini, guru-guru dapat membuat keputusan kritis mengenai isi. Dari sisi siswa, pengurutan yang sengaja dari topik-topik yang terkait dari disiplin-disiplin membantu mereka membuat pemahaman. Pengintegrasian ini membantu transfer belajar.

B. Manfaat Model Urutan (Sequenced)

Menurut Fogarty (1991:35) manfaat dari model urutan adalah guru dapat menyusun kembali rangkaian topik, bab dan unit dengan menentukan skala prioritas mata pelajaran yang ada pada kurikulum atau tidak sekedar mengikuti urutan yang telah dijabarkan di dalam kurikulum. Dalam hal ini guru dapat membuat keputusan yang penting dalam materi.

Dari sudut pandang siswa dengan pertimbangan urutan topik dari disiplin ilmu yang terkait dapat membantu mereka untuk memahami mata pelajaran yang telah diajarkan. Contohnya guru bahasa inggris mengajarkan periode sejarah novel tertentu, sementara guru sejarah juga mengajarkan periode sejarah yang sama. Dalam dua disiplin ilmu tersebut, memudahkan siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru, memberikan penguatan terhadap materi yang disampaikan dan pembelajaran lebih bermakna.

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Sequenced

Setiap model pembelajaran tidak lepas dari adanya kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan model pembelajaran sequenced. Model pembelajaran sequenced memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

a. Kelebihan model sequenced:
  1. Beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan terparallel sehingga akan terjadi persinggungan isi materi.
  2. Guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan dibuku.
  3. Membantu siswa mempermudah pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
  4. Menambah kreatifitas guru dalam menganalisis urutan suatu pokok bahasan.
  5. Mempererat hubungan antarguru mata pelajaran yang berbeda.
  6. Aktivitas pada satu pelajaran akan meningkatkan pelajaran yang lainnya.
  7. Murid-murid melihat guru dimata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang berbeda, dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, & unit) maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.
  8. Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait dari disiplin-disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan diintergasikan model sequenced membantu transfer belajar siswa.


b. Kekurangan model sequenced
  1. Dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru mata pelajaran yang berbeda untuk membentuk model. Tidak mudah tentunya, mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari masing – masing guru. Terlebih lagi waktu yang diberikan pada setiap mata pelajaran tidaklah sama. Dengan demikian, setiap pokok bahasan pada pelajara yang berbeda, tidak akan selesai pada waktu yang relatif bersamaan.
  2. Guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuat urutan kurikulum. Otonomi adalah kewenangan atau kemandirian, yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Selama ini, kurikulum telah dibuat pada tingkat sekolah, dan tidak pada tingkat pengajar. Meskipun setiap guru diberi hak otonomi untuk menyusun urutan kurikulum, belum tentu mereka dapat membuatnya dengan professional dan kreatif.
  3. Untuk membuat urutan sesuai dengan apa yang terjadi terakhir membutuhkan kolaborasi dan fleksibilitas dari semua orang yang terlibat. Tentu ini tidaklah mudah.


D. Ciri-Ciri Model Sequenced

  1. Berpusat pada anak, siswa lebih mudah mendapatkan pemahaman konsep yang sama walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda.
  2. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
  3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan isi konsep – konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa.
  4. Ide atau konsep yang sama pada satu mata pelajaran diajarkan juga pada mata pelajaran lain, walaupun tetap pada pengajaran yang terpisah.


E. Kegunaan Model Pembelajaran Sequenced dalam Proses Belajar Mengajar

Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang mengunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya, guru harus bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler secara terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang terpisah tersebut sehingga keduanya dapat cocok. Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep – konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.

Untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan model sequenced, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain :
  1. Kronologis
  2. Kausal
  3. Struktural
  4. Logis dan Psikologis (deduktif, induktif)
  5. Spiral
  6. Rangkaian ke belakang
  7. Hirarkhi belajar


F. Penerapan Model Sequenced di Sekolah Dasar

Pembelajaran terpadu model sequenced masih jarang digunakan oleh para guru dilapangan karena berbagai alasan, misalnya belum pahamnya merancang pembelajaran terpadu. Pada jenjang SD, guru kelas masih memungkinkan bekerja sendiri sedangkan pada model sequenced guru harus bekerja dengan seorang patner dalam mata pelajaran berbeda. Di SMP atau SMA misalnya saja guru-guru biologi, fisika & kimia dapat bekerjasama, namun kemunkinan di lapangan masih sulit untuk melakukan team teaching dan berkolaborasi. Jadi dapat disimpulkan model sequenced dapat digunakan di SD namun penggunannya memerlukan seorang partner (team teaching). Model pembelajaran terpadu yang paling umum di gunakan di tingkat SD adalah model webbed atau jaring laba-laba yang dikenal dengan pembelajaran tematik.