• RSS
Riyc's Blog

Friday, 14 October 2016

Model Pembelajaran Terpadu Nested (Sarang)

Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Terpadu Model Sarang (Nested)?

Dengan mengetahui cakupan setiap mata pelajaran, maka guru dapat mencapai berbagai kecakapan. Misalnya: kecakapan di bidang sosial, kecakapan berpikir, dan kecakapan memahami isi pelajaran secara lebih spesifik.

Suatu gagasan besar yang dikemukakan oleh guru-guru. Dimana mereka menemukan adanya ketimpangan yang sangat jauh antara suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Di satu sisi ada mata pelajaran yang dapat menumbuhkan berbagai kecakapan berpikir dan berinteraksi, namun dalam mata pelajaran lainnya sangat miskin. Dengan model nested ini, melalui perencanaan yang matang dan cermat diharapkan tujuan belajar siswa dapat tercapai dengan mudah.

Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan kecakapan berfikir, kecakapan sosial, dan kecakapan mengorganisasi.

Untuk membantu anda memahami model ini, coba perhatikan gambar di bawah ini.

Terlihat Seperti Apa Model Pembelajaran Sarang (Nested) itu?

Misalnya, suatu mata pelajaran dalam sistem kurikulum mempunyai tujuan untuk menjelaskan tentang konsep “sistem”. Maka konsep tersebut harus berorientasi pada dunia nyata, sehingga mudah dipahami oleh siswa bagian per bagian dalam konsepnya. Selanjutnya, guru dalam menyampaikan konsep tersebut harus memasukkan kecakapan berfikir baik dalam sebab maupun akibatnya. Sehingga siswa lebih menekankan pada sebab-sebab dan akibat-akibat sebagai tujuan belajar yang harus dicapai.

Kecakapan yang lain misalnya kecakapan sosial seperti kecakapan bekerja sama harus dimasukkan dan menjadi tekanan khusus selama bekerja sama dalam kerja kelompok di dalam kelas. Juga dalam hal pembuatan bagan, dapat dimasukkan suatu kecakapan mengorganisasi dalam pembelajaran di kelas.

Dalam menjelaskan suatu materi pelajaran, diharapkan di dalam pikiran guru “bersarang” beberapa kecakapan yang dapat diterapkan dalam pembelajarannya, sehingga memperkaya kandungan isi materi pelajaran tersebut.

Tiga kelompok kecakapan yang dapat dimasukkan dalam pembelajaran dapat kita perhatikan pada tabel berikut ini.
TABEL 2.1
UNSUR - UNSUR KETERAMPILAN BERPIKIR, KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN MENGORGANISASI

Pada tingkat sekolah menengah, kecakapan-kecakapan tersebut dapat diterapkan dalam pelajaran komputer. Misanya dalam menjelaskan program CAD / CAM. Dengan mempelajari program CAD / CAM diharapkan siswa dapat menguasai kecakapan “berfikir ke masa depan”, sehingga dapat merancang desain perabot sekolahnya.

Kelebihan Pembelajaran Terpadu Model Sarang (Nested)

Kelebihan pembelajaran terpadu model Nested yaitu :
  1. Guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam satu mata pelajaran.
  2. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
  3. Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan.
  4. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara luas.
  5. Kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.


Kelemahan dari Pembelajaran Terpadu Model Sarang (Nested)

Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini tidak dilakukan secara hati – hati.

Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang bersamaan. Model nested ini sangat cocok digunakan guru yang mencoba menanamkan keterampilan berpikir dan keterampilan kooperatif dalam latihan – latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap pada tempatnya, sementara menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan meningkatkan pengalaman belajar secara keseluruhan.

Penggunaan Pembelajaran Terpadu Model Sarang (nested) dalam Pembelajaran

Model nested sangat tepat digunakan oleh guru yang sedang mecoba memasukkan keterampilan berpikir dan keterampilan bekerja sama ke dalam isi pelajaran dalam konten-konten tertentu. Sehingga guru akan terus berusaha agar tataran belajar tepat, pemikiran dan tindakan pembelajaran akan tetap fokus dalam keterampilan berpikir dan keterampilan sosial serta akan meningkatkan pula pengalaman belajar secara keseluruhan. Sekarang keahlian khusus dalam 3 wilayah konsep dan sikap berintegrasi akan mudah dilalui dalam kegiatan terstruktur.

Model pembelajaran nested telah diujicobakan oleh beberapa guru untuk menanamkan kecakapan berpikir dan kecakapan bekerja sama dalam suatu mata pelajarannya. Dengan menjaga agar tujuan utama tetap tercapai, sementara dengan menambahkan kecakapan hidup yang lain dengan tujuan supaya tercapai juga kecakapan sosialnya, maka akan memperkaya isi dan makna pelajaran tersebut. Mengintegrasikan kecakapan berbicara misalnya pada 3 bidang konsep yang terpadu, maka siswa akan dengan mudah menguasai mata pelajarannya sebagai suatu kegiatan yang terstruktur.

Model nested di sekolah dasar dapat diterapkan khususnya di kelas tinggi, yang sudah pasti semuanya disesuaikan dengan tingkat perkembangan pemahaman siswa. Dalam implementasinya, diawali dengan menentukan konten yang ingin dicapai dalam satu mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan. Dengan menggunakan pokok bahasan / sub pokok bahasan sebagai bingkai untuk menyarang keterampilan, konsep dan perilaku yang diharapkan tercapai.

Seperti yang dicontohkan Fogarty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thingking skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir (thingking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).