ARTIKEL MADURESSE STUDIES
“ PERSINGGAHAN RATU KENCANA WUNGU
( PUTRI NANDI )”
Dusun Tanggumung Desa Kemuning Kecamatan Sampang
Kabupaten Sampang
Dosen :
Iqbal Nurul Azhar, S.S., M.Hum
Oleh :
Syafiudin ( 130511100035 )
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
PERSINGGAHAN RATU KENCANA WUNGU
( PUTRI NANDI )
Latar Belakang
Madura adalah sebuah pulau yang terdapat di Indonesia. pulau ini memiliki kurang lebih 3.9 juta penduduk tah heran jika di pulau ini terdapat akan banyak budaya dan sejarah yang unik. Banyak legenda dari Madura yang sudah di kenal banyak orang, tapi itu hanya sebagian kecil saja. Namun legenda yang tersembunyi masih belum banyak orang yang tahu khususnya di kota Sampang walaupun masyarakat Sampang itu sendiri.
Di kota Sampang tepatnya di dusun Tanggumung desa Kemuning kecamatan Sampang Kabupaten Sampang terdapat sebuah legenda yang belum terungkap. Legenda ini bercerita tentang Persinggahan Ratu Kencana Wungu ( Putri Nandi ) yang melarikan diri ke dusun Tanggumung di karenakan dia tidak mau di lamar oleh Minak Jinggo.
Legenda ini juga berhubungan dengan nama Desa yang ada di daerah tersebut, karena legenda ini belum terungkap maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang legenda tersebut.
Tujuan
• Untuk memenuhi tugas akhir Mata kuliah Maduresse Studies
• Untuk memberikan informasi tentang persinggahan Ratu Kencana Wungu (Putri Nandi) yang pernah singgah di dusun tanggumung.
• Untuk mengungkap fakta dari legenda Persinggahan Ratu Kencana Wungu (Putri Nandi) yang pernah singgah di dusun Tanggumung.
BAB II
Pembahasan
Pulau madura banyak menyimpan cerita-cerita unik yang belum diketahui oleh orang banyak. Cerita ini berupa mitos-mitos, Legenda, bahkan tentang sejarah-sejarah yang ada di daerah madura itu sendiri.Pulau Madura memiliki 4 pembagian wilayah yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Masing-masing daerah memiliki cerita-cerita tersendiri baik berbentuk Mitos, Legenda maupun cerita-cerita lain. Di daerah Sampang tepatnya di daerah Dusun Tanggumung Desa Kemuning Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang Madura terdapat sebuah cerita yang melegenda. Cerita ini tntang Seorang Putri Yang bernama Bhre Daha alias dewi Suhita atau Prabu sri Suhita atau Su king Ta yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu adalah ratu wanita Majapahit VI memerintah mulai tahun 1427-1447 bersama suaminya bernama Bhra Hyang Parameswara Ratnapangkaja. Riwayat hidup Prabu Sri Suhita tidak banyak tercatat dalam catatan sejarah Pararaton pun tidak menyebut secara jelas nama ibu Suhita dan silsilah Suhita muncul sebelum pemberitaan perang paregreg.Kisah kehidupan Prabu sri Suhita atau Ratu Ayu Kencana Wungu sesungguhnya menarik yang diceritakan Bhre Daha berasal keturunan Raden wijaya yakni Rajadewi putri bungsu Raden Wijaya .Kitab Nagarakertagama mencatat Bhre Wirabhumi dinikahkan dengan Nagarawardhani cucu Rajadewi kemudian dari pernikahan tersebut lahir seorang putri yang kelak menjabat sebagai Bhre Daha. Pasca meninggalnya Rajadewi selanjutnya Bhre Daha diboyong oleh Wirabhumi sebagai selir setelah kekalahan Wirabhumi tahun 1406 kemudian dari perkawinan itu lahir Suhita sebagai Bhre Daha setelah ibunya meninggal 1426. Bhre Daha mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit usianya saat itu sekitar 20 tahun, meski ratu Majapahit berusia muda belia. Namun, ia terkenal ratu yang bijaksana dan pemberani terlihat pasca menjadi raja Majapahit masih memiliki balas dendam terhadap kematian Bhre Wirabhumi ,maka tahun 1433 Suhita membalas kematian Wirabhumi dengan menghukum mati Raden Gajah atau Bhra Narapati yang menjabat sebagai Ratu Angabhaya istana barat .Wilayah kekuasaan Majapahit makin luas pada masa pemerintahan Ratu Ayu setelah beberapa wilayah ditanah jawa ditaklukan salah satunya kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh adipati terkenal sakti memiliki tanduk seperti kerbau.
Kisah perjalanan hidup Ratu Kencana Wungu yang menarik saat menaklukan kerajaan Blambangan yang kala itu Ratu Kencana Wungu mengangkat Adipati bernama Minak jinggo tetapi Minak Jinggo malah jatuh cinta pada Ratu bahkan datang ke Majapahit untuk melamarnya. Akan tetapi Ratu Kencana Wungu menolaknya dan Minak Jinggo selalu memaksa untuk menerima lamarannya. Dan pada waktu itu lah Ratu Kencana Wungu pergi untuk melarikan diri ke Dusun Tanggumung bersama dayang-dayangnya. Setelah sampai di dusun Tanggumung Ratu mendirikan tempat persembahan. Di dekat tempat persembahan tersebut terdapat sungai yang biasanya sebagai tempat penyebrangan masyarakat setempat.
Searah jalannya waktu Minak Jinggo mengetahui keberadaan Ratu Kencana Wungu. Minak Jinggo pun menyiapkan berkarung-karung emas untuk melamar Ratu Kencana Wungu dan berangkat bersama pasukannya ke Dusun Tanggumung. Akan tetapi, Ratu mengetahui akan maksud kedatangan Minak Jinggo, sehingga Ratu pun melarikan diri meninggalkan Dusun tersebut dan kembali ke Majapahit. Ketika Minak Jinggo sampai di Desa Kemuning, dan bertanya ke masyarakat setempat, Putri nandi? Akan tetapi dikarenakan masyarakat tidak mengetahui maksud arti dari kata yang diucapkan Minak Jinggo, maka masyarakat tersebut menganggap Ratu Kencana Wungu itu adalah Putri Nandi.
Setalah diketahui oleh Minak Jinggo bahwa Ratu telah meninggalkan tempat tersebut, ia merasa kecewa dan marah sebelum sampai di Desa Kemuning. Kemudian ia melempar bawaannnya yaitu emas yang berkarung-karung, dan tempat pelemparan emas tersebut dinamakan Desa Karongan yang terletak sebelah selatan Desa Kemuning. Akhirnya Minak Jinggo pun tidak melanjutkan parjalanannya ke Dusun Tanggumung di Desa Kemuning, akan tetapi Minak Jinggo mengancam akan menghancurkan Majapahit.
Sementara di Dusun Tanggumung masih terdapat dayang-dayang yang tetap di Dusun tersebut. Dan melanjutkan mendirikan tempat persembahan dan menyebarkannya ke daerah-daerah di Madura.Adapun peninggalan Ratu Kencana Wungu selama di Dusun Tanggumung di Desa Kemuning diantaranya berupa relief-relief, patung-patung dan candi-candi di sekitar tempat persembahan. Akan tetapi, sejak masuknya Islam di wilayah Madura, semua peninggalan Ratu Kencana Wungu di kuburkan agar masyarakat setempat tidak menyembahnya kembali.Dusun Tanggumung barada di Desa Kemuning Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Terletak ± 3 km dari pusat kota Sampang.
BAB III
Penutup
Demikian Artikel ini saya tulis. Saya berharap Tulsan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan daat memberikan informasi tentang sebuah legenda yang ada di Madura ini. Memang tulisan ini masih banyak kekurangan namun, dengan harapan yang besar semoga tulisan ini dapat membantu tersebarnya Legenda yang ada di Pulau Madura dan semoga Artikel ini dapat memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat yang belum mengetahui cerita tentang Puteri Nandi ini. Saya mengucapkan Terima kasih dan semoga bermanfaat.
REFERENSI
Ach. Zaini.08 desember 2013.Wawancara tentang Asal-usul Putri Nandi, di Rumahnya, Dusun tanggumung Desa Kemuning.Sampang.
http://nantly.mywapblog.com/ratu-ayu-kencana-wungu-ratu-wanita-keraj-2.xhtml
Wikipedia,”Pulau Madura”,http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura. (diakses 08 desember 2013}
Wikipedia,”Geografi Pulau Madura”,http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura. (diakses 08 desember 2013).